Kenalilah Nasab

" Kenalilah nasab keturunan kamu yang membawa kepada silaturrahim ( kasih sayang ) " - Riwayat Al Imam Tarmizi ( Ibnu Kathir, vol. 4 ms.218 ).

Followers

Jumaat, 9 Januari 2009

SEJARAH RAO

Message
Dec 25, '08 11:44 PM
by Reski for everyone
Cerita berikut ini saya dapatkan dari beberapa sumber (orang-orang yang sudah tua di Rao)
Penduduk asli yang mendiami Rao pada awalnya adalah orang Leco atau orang Leso. Ciri-ciri orang leso bertubuh lebih kecil daripada orang-orang lain mereka biasa hidup berkelompok di dalam hutan, mengkonsumsi ikan yang mereka tangkapi dari sungai-sungai di sepanjang daerah Rao yang dulunya adalah hutan dan rawa-rawa. Orang leco dulunya menetap di kampung yang sekarang disebut dengan Lubuk gadang atau Ranjau batu ( Kecamatan Mapat Tunggul pecahan dari kecamatan Rao) Kedatangan Suku bangsa Lubu dari Kamboja yang masuk melalui bagan siapi-api (Riau) sampai ke Lubuk gadang Pada Abad Ke 1 sampai dengan abad ke 5 Masehi menggusur keberadaan orang Leco. Karena mereka takut dengan Postur tubuh Orang suku bangsa Lubu yang jauh lebih tinggi daripada postur tubuh mereka. Orang Leso kemudian mencari hutan-hutan yang lebih dalam untuk mereka tinggali. Sementara daerah asal mereka didiami oleh Suku bangsa Pendatang yaitu Suku bangsa Lubu. Konon karena itulah daerah tersebut dinamakan Lubuak Godang yang diambil dari nama Lubu. Sekitar 15 Tahun yang lalu orang Leso sekali-kali sering tampak oleh penduduk Rao di sekitar Hutan mereka biasanya meminta garam ke Penduduk yang mereka temui (saya kurang paham dengan bahasa apa yang mereka pakai utuk berkomunikasi)
Orang Lubu berkembang biak sepanjang Sumatera dan konon juga katanya setiap jejak daerah yang pernah mereka tinggali selalu bernama Lubu/Lubuak/Lubuk didepannya seperti Lubuak Godang, Lubuak Layang, Lubuak sikaping dan lain-lain.
Agama suku bangsa Lubu adalah Agama Hindu dan mempberlakukan Sistem kasta antara lain:

1. Kasta Brahmana yang berubah menjadi Suku Ompu
2. Kasta Kesatria yang berubah menjadi Kandang Kapauak
3. Kasta Waisa yang berubah menjadi Suku Mandialang
4. Kasta Sudra yang berubah menjadi Suku Pungkut
Kasta sudra masih pecah lagi menjadi beberapa suku tetapi saya lupa nama suku-suku tersebut

Sekitar abad Ke 6 masuklah agama Budha dan menghapus sistem kasta yang ada dan berubah menjadi suku-suku diatas. Sekitar Abad Ke 14 Masehi Lahirlah kerajaan-kerajaan di sumatera antara lain: Mandailing, Minang Kabua (bukan minang kabau, mungkin saja cikal bakal minag kabau) dan Darmasraya.

Cerita lain yang saya dengar, di Rao dulu ada sebuah kerajaan yang sangat besar, istana kerajaan inilah kabarnya yang dijadikan benteng Van Amerongen (Benteng Pertahanan Belanda pada saat Perang Paderi). Ada yang menyebutkan nama kerajaannya adalah kerajaan Gajah Morom, arsitektur Rumah adatnya menyerupai Rumah adat minang kabau sekarang ini, hanya saja gonjongnya lebih sedikit, dan dibagian tengah atap ada gambar gajah yang sedang duduk. Saya berjanaji Insya Allah akan saya minta sketsa istana ini kepada salah satu orang tua yang masih memiliki sketsa Istana tersebut.
Bukan tidak mungkin Rao dulunya merupakan kerajaan yang besarkarena letak nya sangat strategis dan merupakan persinggahan pedagang di sumatera. Letak Istana Rao dulu juga sangat strategis berada dia atas ketinggian yang jika memandang ke sekeliling akan terlihat pemandangan lembah dan selingkung bukit barisan. Rao juga dulunya penghasil Emas, anda bisa baca di “Cataten Rao” diatas. Konon bangsa belanda yang dulu singgah di Rao selalu menetap lama di Rao dan membawa dan membawa emas sebagai Oleh-oleh dari rao. Selama menetap mereka biasanya menyimpan emas di dalam tanah agar tidak dicuri orang lain. Menurut cerita emas-emas mereka masih banyak yang tertimbun karena pada saat terdesak saat perang Paderi mereka lupa membawa emas mereka. Bukan tidak mungkin juga, saya sering menemui orang-orang dari negeri Belanda melancong ke Rao dan berjalan mengelilingi Tanah bekas Benteng van Amerongen, bisa saja mereka mencari emas yang dulunya di timbun nenek moyang mereka. Tapi biasanya mereka tidak pernah bermalam di Rao hanya berputar-putar di sekeliling Tanah bekas Benteng beberapa jam lalu pergi. Mereka juga sangat tertutup jika ditanyai tujuan kedatangannya, ada juga yang berkilah tidak bisa berbahasa Selain bahasa Belanda.

Wallahu alam

1 ulasan:

  1. RazakRao
    Saudara , boleh ulas lebih dalam mengenai kerajaan lama Rao ? Bila ianya bermula dan ada kah bukti-bukti sejarah dalam bentuk tulisan ?

    razakmohdnasir@yahoo.com.my

    BalasPadam

Kisah dolu-dolu

Pemikiran Politik dalam Novel Ahmad Boestamam

Title : Pemikiran Politik dalam Novel Ahmad Boestamam

Author : Zabidin Haji Ismail
ISBN : 978-983-100-439-5
Year Publish : 2010
Page Number : 160
Category : General


Price: 30.00

add to cart

Content

Ahmad Boestamam menguasai tiga bidang yang berbeza – politik, kewartawanan dan sasterawan – dan tersohor kerana ketiga-tiganya. Melalui pengalaman dan penglibatannya dalam bidang politik, Ahmad Boestamam menterjemahkan pemikiran politik ke dalam novel tulisannya. Penampilan pemikiran politik itu disimpulkan mengandungi tiga aspek iaitu nasionalisme, antikolonialisme dan sosialisme. Ketiga-tiga aspek pemikiran itu pula mempunyai perkaitan antara satu sama lain yang disampaikan dalam bentuk mesej yang digarap dalam novel.
Buku ini berasaskan kajian tekstual dan kontekstual dengan tumpuan pada sepuluh buah novel Ahmad Boestamam. Teks novel tersebut dianalisis dan dikupas bagi mencungkil pemikiran politik beliau yang dianggap seorang novelis-nasionalis berpengaruh. Sebelum ini kebanyakan sarjana hanya cenderung melihat peranannya dalam sejarah politik sehingga meminggirkan sumbangannya dalam mengisi rentetan sejarah kesusasteraan Melayu moden tanah air. Buku ini diharapkan dapat menambah khazanah kajian berkaitan Ahmad Boestamam selain boleh dijadikan bahan rujukan penyelidik sastera dan sains politik.

Buku Sekondakhati

Buku Sekondakhati
Buku yang memaparkan topik mengenai etnik Rao (Rawa) yang perlu dimiliki oleh mereka. Halaman 202 kulit kilat, kertas berkualiti dan penuh warna. Satu-satunya buku berbentuk journal khas mengenai Rao.Tiada di pasaran terbuka. Hanya boleh diperolehi melalui pesan kepada En Zabidin Hj Ismail 012-5070513. Harga termasuk belanja pos RM40. Pembayaran: CIMB 08021261220523. TEMPAH SEGERA* NASKHAH HAMPIR KEHABISAN.

Rao Di Sana-Sini

Rao Di Sana-Sini
Kompilasi 11 kertas kerja Seminar Melayu Rao yang julung kali diadakan di negara ini. Ketebalan 294 halaman. Tiada di pasaran terbuka. Kulit tebal RM70; kulit tipis RM40 termasuk belanja pos. Pesanan boleh dibuat kepada En. Zabidin Hj Ismail melalui 012-5070513. Pembayaran: CIMB 08021261220523

Antologi Puisi Rao Nusantara

Antologi Puisi Rao Nusantara
Buku yang memaparkan puisi mengenai etnik Rao (Rawa) yang ditulis oleh penyair Malaysia dan Indonesia. Halaman 176 kulit kilat, kertas berkualiti. Satu-satunya buku puisi Rao yang pernah diterbitkan di negara ini.Tiada di pasaran terbuka. Hanya boleh diperolehi melalui pesan kepada En Zabidin Hj Ismail 012-5070513. Harga termasuk belanja pos RM20. Pembayaran: CIMB 08021261220523.

Boleh juga bayar di sini

Rakan Sekondakhati

Lensa Rao